Tari Badui adalah tarian rakyat yang menggambarkan suatu adegan peperangan atau serombongan prajurit yang sedang melakukan suatu latihan perang. Jika dilihat dari cara penyampaian tarian ini, tarian ini termasuk tarian kelompok berpasangan. Komposisi yang digunakan berbentuk barisan, bisa dalam bentuk 2 barisan, ataupun dengan bentuk barisan melingkar berhadapan. Fungsi dari kesenian ini di samping sebagai alat dakwah agama Islam juga merupakan tontonan yang eksotik bagi masyarakat. Kesenian ini pun bisa menarik perhatian para wisatawan yang datang, karena tarian ini begitu menarik. Instrumen yang dipergunakan adalah genderang (tambur) satu buah, terbang genjreng 3 buah dan satu jedor. Kadang-kadang ditambah sebuah peluit yang berfungsi untuk memberi aba-aba akan dimulainya pementasan, pergantian posisi, maupun berhenti / selesainya pertunjukan.
KENDURI
Kenduri adalah sebuah tradisi yang sudah berjalan sekian puluh tahun, mungkin malah sudah ratusan tahun. Tradisi ini masih banyak berlangsung terutama di desa-desa. Hakekatnya sama, hanya istilahnya saja yang mungkin berbeda. Pada intinya kenduri merupakan mekanisme sosial untuk merawat dan menjga kebersamaan sehingga cita-cita yang sejak semua dibuat diteguhkan kembali. Kenduri juga menjadi alat kontrol sosial untuk menjaga gerak dan arah dari cita-cita yang telah diperjuangkan bersama itu. Dalam kerangka mekanisme sosial itulah, kenduri menampung dan mepresentasikan banyak kepentingan. Dari sekian banyak kepentingan itu, semua dilebur menjadi satu tujuan. Kenduri mampu mempersatukan, bahkan semakin mempererat kesatuan itu. Bukan hanya kesatuan kepentingan, kesatuan cita-cita, namun juga kesatuan masing-masing individu yang terlibat didalamnya. Dalam kenduri akan terlihat jelas bagaimana kebersamaan dan keutuhan tercipta: suasana penuh kerukunan, sendau gurau antar sesama, bagi-bagi berkat dari nasi tumpeng yang baru didoakan, atau ketika bersalam-salaman dengan tulus.
KARAWITAN
Yang dimksud dengan karawitan vokal atau lebih dikenal dalam karawitan Sunda dengan istilah Sekar ialah seni suara yang dalam substansi dasarnya mempergunakan suara manusia. Tentu saja dalam penampilannya akan berbeda dengan bicara biasa yang juga mempergunakan suara manusia. Sekar merupakan pengolahan yang khusus untuk menimbulkan rasa seni yang sangat erat berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Dia sangat erat bersentuhan dengan nada, bunyi atau alat-alat pendukung lainnya yang selalu akrab bertdampingan
SENI HADRAH
Seni hadrah (rodat) merupakan salah satu kesenian tradisi di kalangan umat Islam. Kesenian ini berkembang seiring dengan tradisi memperingati Maulid Nabi di kalangan umat Islam. Kesenian ini menggunakan syair berbahasa Arab yang bersumber dari Kitab Al-Berzanji, sebuah kitab sastra yang terkenal di kalangan umat Islam yang menceritakan sifat-sifat Nabi dan keteladanan akhlaknya. ”Dulu seni hadrah berkembang dengan pesat di kalangan pesantren-pesantren.
JATHILAN
Jathilan adalah sebuah tarian drama yang menceritakan tentang pertempuran dua kelompok prajurit berkuda dan bersenjatakan pedang. Tarian ini biasanya mengangkat cerita-cerita babad tanah Jawa seperti, cerita Panji , Ario Penangsang dan cerita lain era kerajaan Majapahit. Dalam penampilanya sang penari menggunakan sebuah kuda tiruan yang biasanya terbuat dari anyaman bambu dan disebut Kuda Kepang. Bak seorang kesatria yang gagah berani, para penari beraksi sambil menunggangi kuda tiruan tersebut dengan diiringi gamelan jawa. Untuk lebih menghidupkan suasana ditampilkan juga beberapa tokoh lain yang diperankan oleh penari-penari bertopeng (bukan pahlawan bertopeng :D). Tokoh-tokoh bertopeng ini merupakan gambaran tokoh pengganggu seperti Buto, Rasekso (raksasa), Genderuwo, Barongan, dan tokoh penghibur/ pamomong yaitu Penthul dan Tembem.
GEROBAK SAPI
Zaman terus bergulir, sarana transportasi pun kian berkembang pesat. Kini keberadaan gerobak sapi tergantikan oleh “kuda menggigit besi” alias truk atau pick up. Masyarakat modern jarang menjumpai gerobak sapi yang terbuat dari kayu, beratap anyaman daun aren, dan beroda kayu yang dibalut plat besi. Padahal sejatinya, gerobak sapi kendaraan yang ramah lingkungan dan tak butuh BBM (bahan bakar minyak). Kotoran sapinya pun bisa dijadikan pupuk organik untuk tanaman. Dulu gerobak sapi sempat menjadi andalan alat angkut hasil bumi kaum petani. Tak jarang, para petani memasarkan produknya sampai ke luar kota. Perjalanan menuju tempat tujuan memakan waktu lama. Bahkan mereka sampai harus bermalam dan tidur di dalam gerobak. Para petani tak takut pada gelap dan dingin udara malam yang menusuk. Semua dilakukan untuk menafkahi keluarga di rumah. Tapi tak hanya hujan, dingin malam, dan terik panas mentari yang dihadapi oleh para penarik gerobak sapi tersebut. Perampok bisa sewaktu-waktu muncul dan merampas seluruh hasil bumi mereka. Tak semua petani memiliki nyali untuk melawan sehingga mereka menyewa orang-orang yang berani dan jago berkelahi untuk mengamankan gerobak sapi. Orang-orang tersebut dijuluki bajingan. Maka tak heran kalau sampai sekarang sopir gerobak sapi tetap dipanggil bajingan.